Syarat pendaftaran :
- Membayar biaya pendaftaran ( Rp 75.000,00/pasang)
- Peserta terdiri dari dua orang (sepasang), bisa pria-pria, wanita-wanita maupun pria-wanita
- Batas maksimal usia peserta : 18 tahun
- Puisi disediakan oleh panitia (silahkan buka blog bianglalageneration.blogspot.com)
- Terbuka untuk umum
- Pendaftaran dilakukan di SMA Negeri 1 Binjai (24 Agustus-21 Oktober 2017) pukul 14.00-17.00 WIB
- Pendaftaran dapat dilakukan secara online dengan transfer BRI, no rekening 0238-01-001568-52-5 , silahkan konfirmasi melalui narahubung dengan format (JenisLomba_NamaPeserta_AsalSekolah_NomorHP) (contoh : Baca Puisi Duo_Rizky dan Dinda_SMA Negeri 12 Tebing Tinggi_0857xxxxxxx) dan konfirmasi pembayaran dengan mengirim bukti screenshot transfer ke WA 087713857748 (Yusri Triadi).
- Pendaftaran dapat dilakukan on the spot pada Hari Perlombaan (28 Oktober 2017)
Atau bisa juga lihat di bawah ini!!!!
IBU
Karya: D. Zawawi Imron
kalau
aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur
kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya
mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila
aku merantau
sedap
kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di
hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran
hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu
adalah gua pertapaanku
dan
ibulah yang meletakkan aku di sini
saat
bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu
menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku
mengangguk meskipun kurang mengerti
bila
kasihmu ibarat samudera
sempit
lautan teduh
tempatku
mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku
berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan,
mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau
aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu,
ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran
aku tahu
engkau
ibu dan aku anakmu
bila
aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan
yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah
itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali
datang padaku
menyuruhku
menulis langit biru
dengan
sajakku.
_____________________________________
I b u
Karya :Hasan Al Banna
kau
biarkan matahari
membara
di
pundakmu
agar
anak-anakmu
memeluk
rembulan dalam
tidurnya
lantas
airmata
kau
tanak menjadi doa
melesatkan
anak-anakmu
ke
angkasa
demi
menuntaskan
cita-cita
kau
pun tak mampu
menyimpan
tawa—bahagia
meski
anak-anakmu
yang
kini
berdiri
di puncak menara
tak
mengajakmu ke sana
dan
tubuhmu yang renta
begitu
setia
menanggalkan
usia demi usia
sedang
uban di kepala
mengisyaratkan
gerbang kubur
sudah
terbuka.
Medan, 2004
_____________________________________
Bulan untuk Ibu
Karya: Raudal Tanjung Banua
Ibu,
di tubuhmu yang tabu untuk kusentuh
Kulabuhkan ingatan keparat dan menyesakkan
demi sebait puisi yang menjadikan engkau bulan
Kulabuhkan ingatan keparat dan menyesakkan
demi sebait puisi yang menjadikan engkau bulan
Akan
bangkit gairah yang runtuh
Meski ajal dan kepulangan terlanjur sudah dijanjikan
Meski ajal dan kepulangan terlanjur sudah dijanjikan
Tungku-tungku
telah dinyalakan
Kutu-kutu telah ditindas
dari rambut. Sagu-sagu telah di tebang
dari lahan gambut. Susu-susu sudah di peras
dari setiap daging yang tumbuh
Padi-padi telah ditumbuk
dari lumbung dan lesung
Kutu-kutu telah ditindas
dari rambut. Sagu-sagu telah di tebang
dari lahan gambut. Susu-susu sudah di peras
dari setiap daging yang tumbuh
Padi-padi telah ditumbuk
dari lumbung dan lesung
Lalu,
apalagikah yang belum genap
dari tubuhmu, Ibu ?
dari tubuhmu, Ibu ?
Di
tubuhmu bersarang seluruh
rangrang dan burung-burung
luruh sayap. Pisau tak bersarung
Alu yang berderap. Pun sepatu dan debu
Bumbu-bumbu dan warung kopi
penuh cakap
tapi tidak tentang kepulangan ! Biarlah, Ibu,
kepulangan menjadi milikku seseorang,
milik ajal dan gairah tak tertahankan
rangrang dan burung-burung
luruh sayap. Pisau tak bersarung
Alu yang berderap. Pun sepatu dan debu
Bumbu-bumbu dan warung kopi
penuh cakap
tapi tidak tentang kepulangan ! Biarlah, Ibu,
kepulangan menjadi milikku seseorang,
milik ajal dan gairah tak tertahankan
Agar
bangkeit segala yang runtuh,
Hingga tubuhmu tak lagi tabu aku sentuh
dengan tangan panjang kenanganku
Hingga tubuhmu tak lagi tabu aku sentuh
dengan tangan panjang kenanganku
Begitulah
Ibu, tuubuhmu menjelma jadi sepotong labu
dalam arus pikiranku
hijau, telanjang, berlumut, terapung hanyut
ke laut pengembara
dalam arus pikiranku
hijau, telanjang, berlumut, terapung hanyut
ke laut pengembara
Maka
di ujung puisi ini, sebelum turun hujan
Kujadikan engkau bulan.
Kujadikan engkau bulan.
_____________________________________
Hadiah
Juara I : Piala + Sertifikat + Uang tunai Rp.350.000
Juara II : Piala + Sertifikat + Uang tunai Rp.250.000
Juara III : Piala + Sertifikat + Uang tunai Rp.150.000
Narahubung :
Line :
yusritriadi (Yusri)
annisafatia28 (Annisa Fatia)
082167814205 (fadhilah)
WA :
087713857748 (Yusri)
081354014941 (Raihani)
081932321952 (Hadi)
BBM :
D98F048B (Yusri)
5960130B (Fadhilah)
Email : festivalbianglala@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar